KHASYYATULLAH, SISTEM PERTAHANAN JIWA DARI DOSA
"Sebagaiama manusia yang memiliki antibodi (sistem pertahanan tubuh)
yang bertugas melawan bakteri, virus, parasit, dan lain sebagainya yang
dapat mengancam kelangsungan hidup jasmani, maka seorang muslim juga
memiliki sistem pertahanan lain, yang berfungsi membentengi dirinya dari
dosa dan maksiat. Sistem pertahanan itu bernama khasyatullah, rasa
takut kepada Allah. Rasa takut itulah yang menjadikannya gentar untuk
menerjang larangan-larangan Rabbnya. Takut itu pula yang membisikkan
pada hatinya untuk urung mengeksekusi niatan-niatan buruk yang sudah ia
rencanakan. Takut itu pula yang meluapi relung hatinya dengan perasaan
selalu diawasi oleh Sang Pencipta. Takut itu pula yang menyesaki jiwanya
dengan kesadaran bahwa tidak ada satupun yang terluput dari penglihatan
Rabbnya.
Ada kalanya sistem pertahanan tubuh tadi rapuh, sehingga penyakit
datang menjangkiti. Pun demikian halnya dengan sistem pertahanan jiwa
diatas, ada saat dimana ia rapuh disebabkan iman manusia yang
fluktuatif, adakalanya ia melemah sehingga khasyyatullah memudar. Maka
disaat itulah tameng dosa menjadi rapuh, sehingga diri dikuasai setan
dan nafsu, kemudian terjatuh dalam dosa dan kesalahan. Disamping iman
yang lemah ada sebab-sebab lain yang dapat melemahkan sistem pertahanan
jiwa dari dosa seperti cinta dunia, lalai, teman yang buruk, dan
meremehkan kewajiban.
Namun Alhamdulillah… Sebagaimana antibodi manusia bisa diperkuat
dengan pola hidup sehat dan asupan makanan yang bergizi. Khasyyatullah
pun bisa kita tingkatkan dengan beberapa faktor, diantaranya :
①. Berdzikir.
Allah ta’ala berfirman,
الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ
“Dan mereka (orang-orang yang beriman) apabila disebut nama Allah, maka takutlah hati mereka”
②. Menjiwai Ilmu
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
“Hanya ulama (orang-orang yang berilmu) saja yang takut kepada Allah
dari hamba-hamba-Nya dan Allah Maha Perkasa lagi Pengampun”.
Ibnu Katsir menafsirkan,
“Semakin sempurna pengetahuan seseorang terhadap Dzat Yang Maha
Agung, maka akan semakin besar rasa takut hamba tersebut kepada-Nya.”
Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan, “Inti dari ilmu adalah khasyyatullah, rasa takut kepada Allah.”
③. Membayangkan pedihnya siksa Allah bagi hambanya yang durhaka.
Allah ta’ala berfirman,
وَكَذَٰلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَىٰ وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شديد
“Dan begitulah siksa Tuhanmu terhadap pemukiman-pemukiman yang zalim. Sungguh siska-Nya pedih lagi kuat.”
④. Mengingat kematian.
Nabi shallallahu’alaihiwasallam bersabda,”Perbanyaklah mengingat sang Penghancur Kelezatan (kematian).”
Terakhir.. Jangan lupa memperbanyak doa yang selalu dibaca oleh nabi setiap beranjak dari majelis.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi disebutkan
bahwa sudah menjadi kebiasaan Nabi shallallahu’alaihiwasallam apabila
beranjak dari sebuah majelis, Beliau berdoa untuk para sahabat yang
hadir :
اللَّهمَّ اقسِم لَنا من خشيتِكَ ما يَحولُ بينَنا وبينَ معاصيكَ ، ومن
طاعتِكَ ما تبلِّغُنا بِهِ جنَّتَكَ ، ومنَ اليقينِ ما تُهَوِّنُ بِهِ
علَينا مُصيباتِ الدُّنيا
Ya Allah bagikan kepada kami rasa takut kepadamu, yang membentengi
kami dari bermaksiat kepadamu. (Dan juga bagikan kepada kami) ketaatan,
yang dengannya Engkau mengantarkan kami pada surga-Mu. (Dan juga bagikan
kepada kami) keyakinan, yang dengannya Engkau ringankan atas kami
musibah-musibah di dunia.”
Amiin..
Oleh Ustadz Aan Chandra Thalib,
http://madinatulquran.or.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar