"Ada
kalangan di negeri kita yang menjadikan dalil surat Al-A’raf ayat 40
sebagai pendukung keyakinannya bahwa orang muslim yang sudah masuk
neraka tidak akan keluar-keluar lagi.
“Sesungguhnya
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri
terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu
langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang
jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang
berbuat kejahatan.” (QS. Al-A’raf: 40)
Kesimpulan kalangan
tersebut, orang mukmin yang sudah masuk neraka tidak akan keluar-keluar
darinya bagaikan unta yang masuk dalam lubang jarum.
Benarkah itu?
Ada lima sanggahan tentang keyakinan tersebut.
Pertama: Rujuk dahulu kitab tafsir tentang surat Al-A’raf ayat 40, ternyata yang dimaksud dalam ayat adalah orang kafir
Coba kita rujuk pada Tafsir Al-Jalalain, kitab tafsir sederhana yang sudah sangat ma’ruf. Dalam kitab tersebut disebutkan,
“Sesungguhnya
orang-orang yang mendustakan dan menyombongkan diri pada ayat-ayat
Allah, yang dimaksud adalah tidak beriman padanya, maka sekali-kali
tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit ketika mereka
mati. Orang-orang kafir tersebut akan kembali ke Sijjin. Sedangkan orang
beriman akan dibukakan pintu langit bagi mereka dan ruh mereka akan
diangkat ke langit yang ketujuh sebagaimana disebutkan dalam
hadits.Orang kafir tadi tidak akan masuk surga sampai unta masuk dalam
lubang jarum, artinya mustahil masuk surga. Demikianlah balasan untuk
orang-orang yang berbuat kekafiran.” (Tafsir Al-Jalalain, hlm. 164)
Dalam
kitab tafsir karya Ibnul Jauzi, Zaad Al-Masiir disebutkan bahwa
pengibaratan dengan unta masuk dalam jarum dimaksudkan untuk
kemustahilan masuk dalam surga selamanya.
Kesimpulannya, ayat tersebut yang tepat ditujukan pada orang kafir, bukan orang mukmin.
Kedua:
Mengatakan bahwa orang yang masuk neraka tidak akan keluar
selama-lamanya adalah keyakinan firqah sesat yaitu Khawarij dan
Mu’tazilah.
Pemahaman yang benar menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yang akan memasuki neraka ada dua golongan, yaitu:
orang-orang
kafir, mereka kekal di dalam neraka,orang-orang mukmin yang berbuat
dosa besar, mereka akan keluar dari neraka dan akan masuk surga.
Ketiga: Menyatakan orang mukmin yang masuk neraka tidak akan keluar lagi bertentangan dengan prinsip akidah Islam.
Murid
terkemuka Imam Asy-Syafi’i (wafat: 204 H) yaitu Imam Al-Muzani (Isma’il
bin Yahya bin Isma’il bin ‘Amr bin Muslim Al-Muzani, wafat: 264 H)
mengatakan,
“Orang yang kafir yang
menentang Rabbnya, di hari kiamat mereka akan terhalang dari melihat
Allah dan mereka akan diseret ke neraka. … Kecuali yang Allah kehendaki
dari kalangan ahli tauhid, maka mereka akan keluar dari neraka.” (Syarh
As-Sunnah karya Imam Al-Muzani, hlm. 86)
Keempat: Cerita
tentang orang yang terakhir keluar dari neraka dan terakhir kali masuk
surga jadi dalil bantahan terhadap pemahaman keliru di atas.
“Sesungguhnya
aku tahu siapa orang yang paling terakhir dikeluarkan dari neraka dan
paling terakhir masuk ke surga. Yaitu seorang laki-laki yang keluar dari
neraka dengan merangkak.
Kemudian Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau, masuklah engkau ke surga.”
Ia pun mendatangi surga, tetapi ia membayangkan bahwa surga itu telah penuh.
Ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.”
Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga.”
Ia pun mendatangi surga, tetapi ia masih membayangkan bahwa surga itu telah penuh.
Kemudian ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.”
Allah
berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga, karena
untukmu surga seperti dunia dan sepuluh kali lipat darinya.”
Orang tersebut berkata, “Apakah Engkau memperolok-olokku atau menertawakanku, sedangkan Engkau adalah Raja Diraja?”
Ibnu
Mas’ud berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tertawa sampai tampak gigi geraham beliau. Kemudian beliau
bersabda, “Itulah penghuni surga yang paling rendah derajatnya.” (HR.
Bukhari, no. 6571, 7511; Muslim, no. 186).
Hadits di atas
menunjukkan bahwa jika orang beriman yang masih memiliki iman walaupun
kecil, ketika masuk neraka, tidak akan kekal di dalamnya.
Kelima: Akhirnya menolak syafa’at
Hadits berikut menunjukkan ada penduduk neraka yang dapat syafa’at sehingga diangkat ke surga.
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Adapun penduduk neraka yang mereka
merupakan penduduknya, maka sesungguhnya mereka tidak akan mati di dalam
neraka dan tidak akan hidup. Tetapi orang-orang yang dibakar oleh
neraka dengan sebab dosa-dosa mereka, maka Allah akan mematikan mereka.
Sehingga apabila mereka telah menjadi arang, diizinkan mendapatkan
syafa’at. Maka mereka didatangkan dalam keadaan kelompok-kelompok yang
berserakan. Lalu mereka dimasukkan dalam sungai-sungai di surga,
kemudian dikatakan, “Wahai penduduk surga tuangkan (air) kepada mereka!”
Maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya bijian yang ada pada
sisa-sisa banjir.” (HR. Muslim, no. 185)
Dan memang
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memberikan syafa’at bagi pelaku
dosa besar dari umat beliau. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
شَفَاعَتِى لأَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ أُمَّتِى
“Syafa’atku
bagi pelaku dosa besar dari umatku.” (HR. Abu Daud, no. 4739; Tirmidzi,
no. 2435; Ibnu Majah, no. 4310; Ahmad, 3: 213. Al-Hafizh Abu Thahir
mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Orang yang masuk neraka
(Jahannamiyyin) akan dimasukkan dalam surga dengan syafa’at
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari ‘Imran bin Hushain radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَخْرُجُ
قَوْمٌ مِنَ النَّارِ بِشَفَاعَةِ مُحَمَّدٍ – صلى الله عليه وسلم –
فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ، يُسَمَّوْنَ الْجَهَنَّمِيِّينَ
“Ada suatu kaum keluar dari neraka dengan Syafa’at Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia memasuki surga. Mereka disebut dengan Jannamiyyin.” (HR. Bukhari, no. 6566)
Semoga bermanfaat, moga Allah terus menguatkan iman dan akidah kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar