󠄏௪󠅯Anda tentu pernah, bahkan sering mendengarkan kata “amma ba’du” di
berbagai sambutan, ceramah, atau pidato apa pun. Siapakah orang yang
pertama kali mencetuskan kata yang berfungsi sebagai penjeda antara
kalimat pujian berupa alhamdulillah dan seterusnya itu?
Kata ‘amma ba’du’ secara linguistik berarti dan segala sesuatu yang
ada setelah itu (perkataan alhamdulillah). Dan, ternyata orang yang
pertama kali mencetuskan dan memulai penggunaan kata ini adalah Nabi
Dawud AS.
Fakta ini ditegaskan Abu Hilal al-‘Askary dalam kitabnya yang berjudul al-Awa’il. Kesimpulan tersebut merujuk pada penafsiran ayat ke-20 surah Shaad.
“Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.”
Kata fahsl al-khithab dalam ayat tersebut oleh sebagian
kalangan ditafsirkan dengan pemaknaan kata “amma ba’du”, seperti
pendapat Abu Musa al-Asy’ari dan as-Sya’bi.
Meski ada pula yang memaknai kata fashl al-khithab dengan persaksian dan keimanan dalam menyelesaikan sebuah persoalan.
Sedangkan, makna kalimat “amma ba’du”, al-‘Askary menjelaskan, yaitu
kalimat yang memberi jeda antara untaian pujian terhadap Allah SWT,
sebelum memulai pembicaraan lain yang lebih mendalam ke inti persoalan.
Kalimat ini pun akhirnya secara turun-temurun diwariskan dalam
tradisi ceramah, pidato, khutbah, dan sambutan-sambutan lain di kalangan
bangsa Arab dan bertahan hingga sekarang.
Bahkan, tidak hanya dilakukan bangsa Arab, tetapi juga umat Islam
seantero dunia yang mengawali mukadimah ceramah mereka dengan redaksi
pujian dan shalawat berbahasa Arab.
http://khazanah.republika.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar