❶Komunitas Muslim Maroko memiliki tradisi khusus saat bulan Ramadhan.
Ritual spesial ini biasanya dilakukan pada waktu berbuka. Mereka
berkumpul di meja bulan dan berpelukan satu sama lain sebelum berbuka.
Dilansir Khaleej Times,
sebuah keluarga Maroko yang tinggal di Sharjah, Uni Emirates Arab
mengenalkan tradisi ini. Bagi mereka, berbuka bukan soal makanan dan
minuman. Berbuka adalah saat untuk meminta maaf. Mereka ingin menyucikan
jiwa dan fokus kembali pada aktivitas spiritual sebelum berbuka.
Sehingga sesaat adzan magrib tiba, mereka berkumpul, berpelukan dan
berdoa bersama. Mereka juga memastikan semua anggota keluarga, teman dan
kerabat berkumpul berbuka bersama minimal empat kali selama bulan
Ramadhan.
"Kita membuat acara besar setiap hari, mengundang semua teman, dari berbagai tempat," kata seorang Maroko, Mohia Mahjouba.
Perempuan
58 tahun ini memiliki tiga putri dan satu putra. Mereka berkumpul di
bulan Ramadhan ini meski salah satu putrinya menetap di Maroko. Saat
berkumpul mereka membawa tradisi Maroko dan memasak makanan khas sana.
Sehingga Ramadhan terasa seperti di rumah sendiri.
"Kami orang Maroko tidak menyebutnya iftar, tapi ftour," kata Mohia.
Mereka makan cemilan yang ringan untuk perut saat berbuka. Seperti
beragam roti dan makanan manis. Berikut beberapa makanan khas yang
hampir selalu ada di meja saat ftour: Sup Harira, Kue chebakia manis,
Roti wajan semolina kecil; Segitiga kue filo diisi dengan keju segar
(briouats bil jben), mentimun dingin dan jus jeruk dengan oregano,
m'hanncha (makanan penutup kue ular yang populer), biskuit teh Maroko
dan kurma.
"Makanan ini disajikan setiap hari dan jadi makanan tradisional ftour bagi kami," kata Mohia.
Saat magrib tiba, mereka bersulang air putih, makan kurma dan makanan
yang tersedia di meja. Sup tomat Harira yang populer adalah makanan
khas yang harus dipunyai orang Maroko saat berbuka. Penyajiannya bisa
beragam. Ada yang suka pedas dengan ditambah lada hitam, atau kayu manis
dan jahe.
Beberapa sup ditambahkan daging sapi atau daging domba
agar lebih gurih. Setelah berbuka, mereka biasanya shalat magrib untuk
kemudian bersosialisasi dengan kerabat di rumah. Setelah tarawih, mereka
makan besar. Pada saat sahur, mereka banyak makan yogurt atau susu,
croissants dan banyak minum air. Ada tradisi lain yang juga berkesan
saat bulan Ramadhan, yaitu pada hari ke-27 Ramadhan.
Pada malam
itu, keluarga berkumpul untuk berdoa bersama. Para anak memberi kado
pada orang tua dan kakek nenek mereka. Biasanya kado ini berupa pakaian
tradisional Maroko atau uang. Setiap malam Ramadhan, keluarga Maroko
juga biasa membakar bakhour, semacam dupa untuk membuat rumah harum.
Bakhour ini bertahan hingga beberapa hari, terutama jika kualitasnya
tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar