"Masih kuingat ekspresi wajahmu Menyala dalam pedih kenyataan Kata-kata yang kau bisikkan Hanya kita yang tahu
Kau bilang kau mencintaiku Lalu mengapa kau pergi Jauh..
Kini benar-benar kuteringat, aroma hujan.. Segar ditempat biasa kita bertemu Kulihat foto-foto itu, Sore hari, Di bulan September
Detak jantungmu, terlihat di dadamu Masih kurasa dekapanmu
Tapi kini aku kan duduk di lantai Yang kutahu hanyalah.. Aku tak tahu caranya menjadi sesuatu yang kau rindukan. Tak pernah kukira kan ada ciuman terakhir antara kita Tak pernah kubayangkan kita kan berakhir begini Namamu, kan selalu ku sebut
Aku sungguh ingat ayunan langkahmu Kehidupan pesta, yang kau pamerkan.. dengannya Raut penderitaan.. Raut kesedihan.. Dan kualihkan tatapan mataku dan lalu Kau tarik aku Kau.. Aku tak pandai menahan tangis karenamu Tapi saat itu kulakukan juga
Kau tahu.. Karena ku suka dekapan tanganmu Menghapus tangisku Menguatkanku di tengah kepedihan Aku suka caramu berjalan sambil kau masukkan tangan ke saku jaketmu Aku suka gelak tawa manis itu Aku suka rambut kriting itu Aku suka tatapan itu Caramu menciumku saat aku sedang mengatakan sesuatu Tiada hari tak kurindukan gangguan tak sopan itu.
Bulan demi bulan pun berlalu Dan kurasa kau lupa padaku seperti dulu kurasakan nafasmu. Dan yang bisa kulakukan saat ini adalah slalu kutemui teman-teman lama kita untuk tanyakan kabarmu Semoga kabarmu baik disana. Dengannya.. Dan semoga mentari bersinar Dan hari yang indah Dan sesuatu mengingatkanmu Kau berharap tak pergi. Aku tahu Kuakui masihlah sama perasaanku saat ini betapa sangat inginnya aku melihatmu lagi. Sangat
Perpisahan.. Seharusnya tak ada dalam rencanaku, rencanamu, rencana kita. Ya itu dulu.. Sebelum kau hancurkan keindahan kita. Namun, ku pastikan takkan ku ingkari janjiku dulu. Satu nama; namamu selalu ada dalam hatiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar