❶Atas permohonan dari umat Islam di Papua
Nugini, pemerintah setempat pada 1992 menghibahkan sebidang tanah seluas
3.500 meter persegi yang berlokasi di luar kantor kompleks KBRI. Di
atas tanah itulah rencananya masjid pertama dibangun. Tetapi, keinginan
untuk membangun masjid tidak dapat dilaksanakan secepatnya lantaran dana
yang sangat tidak mencukupi.
Melihat kondisi itu maka pada
1996 Duta Besar RI untuk Papua Nugini mengajukan permohonan bantuan ke
Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (YAMP) untuk membangunkan masjid di
atas tanah yang telah disediakan tersebut. Pada tahun itu juga, YAMP
mengabulkan permohonan tersebut dengan mentransfer dana senilai 100 ribu
dolar AS ke KBRI Port Moresby yang selanjutnya diserahkan kepada
pengurus Port Moresby Islamic Centre.
Pada 1999, Duta Besar RI di Port Moresby
melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan
masjid dan baru pada 2001 masjid tersebut selesai dikerjakan. Masjid
yang diberi nama Port Moresby Central Muslim tersebut memiliki luas
bangunan 1.000 meter persegi dengan kapasitas 1.000 orang jamaah. Karena
dibangun atas dana dari umat Islam di Indonesia melalui YAMP, tak
berlebihan kiranya jika masjid itu disebut “Masjid Indonesia”.
Selain untuk shalat, masjid itu juga digunakan untuk menggelar kegiatan
keislaman, seperti pengajian serta pesantren kilat yang diselenggarakan
dua kali dalam satu tahun. Sejak berdirinya masjid di Port Moresby itu,
tak kurang 200 warga asli Papua Nugini telah menyatakan diri menjadi
Muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar